Nonton Shinchan
Tok tok tok
“Resha, ini gue Arga, boleh masuk gak?”
Sebuah suara yang sudah tak asing bagi Resha. Perempuan itu sudah tak lagi terkejut dengan ketukan suara pintu di pagi hari. Sudah berapa hari ia bersama dengan Arga, meskipun setiap malam Arga akan keluar rumah karena tidak ingin mengganggu privasi Resha. Resha sebenarnya tidak mempermasalahkan soal itu, ia malah ingin Arga tetap tinggal di rumah sederhananya itu tanpa perlu merasa sungkan.
Berhari-hari mereka menghabiskan waktu bersama, menjalankan apa yang Arga inginkan demi mencapai kebebasannya. Resha pun tidak merasa keberatan, entah kenapa semenjak ada Arga, ia tidak lagi merasa kesepian, mengingat dirinya adalah anak semata wayang di keluarganya.
“Lo gak kerja hari ini, Sha?”
“Ini hari Minggu, Ga.”
“Oh iya ya.”
Resha menghampiri Arga yang duduk di depan televisi sambil beralaskan karpet maroon itu. Perempuan itu datang sambil membawa beberapa cemilan dari dapurnya.
“Mau gak?” Tawar Resha sambil menyodorkan toples berisi kue coklat kacang pada lelaki yang sedang duduk terdiam di bawah itu.
“Gue gak bisa makan.”
“Lah terus gimana? Oh apa gue gak usah doa aja kali ya makannya, ntar biar lo bisa makan.”
“SEMBARANGAN, DIPIKIR GUE SETAN.”
Resha pun tertawa keras melihat Arga yang tidak terima jika ia dibilang setan, “Ya kan lo emang setan, Ga.”
“Bukan lah, setan jahat banget kayaknya. Gue mah arwah baik, Sha.”
Arga kemudian nampak berpikir, ia teringat sesuatu, “Oh gue inget! Gue pernah liat temen arwah gue waktu itu, dia makan tuh sambil megang manusia yang lagi makan gitu. Nah, dia jadi bisa ngerasain makanan itu juga dan ngerasa kenyang.”
Resha seketika memasang raut wajah tak percaya, “Yakin lo? Kalo gitu coba sini. Pegang pundak gue aja.”
Arga pun menurut dan naik ke sofa. Ia memegang pundak Resha. Suasana di sana seketika menjadi sedikit canggung.
“Kayak mau nyebrang deh.”
Perkataan Arga itu sontak membuat Resha tertawa dan memecahkan rasa canggung di ruangan itu.
“Gue makan ya.”
Resha akhirnya memakan satu kue yang ada di toples itu, tak berapa lama kemudian, Arga nampak terkejut.
“BISA SHA! Manis deh enak banget, itu bikin sendiri?”
“Hahaha akhirnya bisa makan. Iya bikin sendiri waktu itu sama bunda. Mau lagi gak?”
“Iya boleh.”
Resha akhirnya lanjut memakan beberapa kue di dalam toples itu sambil berbincang dengan Arga hingga akhirnya lelaki itu melepas pegangannya pada pundak Resha.
“Udah kenyang, Sha. Makasih ya hehe...”
Arga kembali turun duduk di karpet maroon itu. Ia memandang ke arah televisi di depannya.
“Mau nonton TV?”
“Iya, Sha. Boleh gak?”
“Boleh lah.” Resha pun segera mengambil remot di sebelahnya dan menekan tombol merah yang menyimbolkan tombol power.
“Sha, gue pengen nonton Shinchan.”
“Shinchan? Lo yakin mau nonton begituan? Udah gede juga, Ga...”
“Iya gapapa, lucu Shinchan tuh!”
“Yaudah bentar gue cariin.”
Resha akhirnya menjelajahi saluran televisinya itu, berharap akan menemukan serial Shinchan yang diinginkan Arga. Untungnya ini hari Minggu sehingga lebih mudah untuk menemukan serial itu.
“Tuh udah.”
“Yeay! Makasih, Sha.”
Perempuan yang sedari tadi duduk di sofa itu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah temannya yang tak kasat mata bagi orang lain itu. Resha juga sesekali tersenyum melihat Arga yang sangat fokus dengan serial bocah cilik gembul dan berbaju merah yang ada di layar televisi. Arga juga tampak beberapa kali tertawa dan mengomentari kartun itu.
“Gue harap lo bahagia terus kayak gini, Ga.”