Narasi Singkat untuk Bocah Permen

“Hai, apa kabar? Apakah kamu baik-baik saja?” Dua pertanyaan ini yang dahulu sering memenuhi benakku selama berbulan-bulan lamanya bahkan mungkin hingga saat ini. Tak terasa ya, sudah dua Maret kita lalui sejak kamu memulai sebuah kehidupan baru yang telah menjadi pilihanmu. Sebuah pilihan yang tentu berat dan tak mudah 'kan? Maka dari itu, cobalah berterima kasih pada dirimu yang telah kuat melawan segala badai di dalam hati dan pikiranmu untuk melalui segalanya. Lalu, bagaimana kali ini? Apakah kamu sudah benar-benar bahagia? Aku harap kamu telah mengecap berjuta rasa manis yang kamu ciptakan sendiri di hidupmu. Terima kasih ya karena telah mengutamakan dirimu. Terima kasih karena telah berbagi langkah demi langkahmu untuk kembali seperti dahulu, kembali dengan hal-hal yang menjadi kegemaranmu. Tak apa jika langkahmu tak secepat yang lain. Tak apa jika kamu membutuhkan waktu yang lebih lama. Tak apa jika kamu masih ingin mengunjungi beragam tempat, mencoba segala warna rambut baru, atau pun segala hal yang ada di daftar keinginanmu. Pintaku sederhana saja, tolong jangan merasa bersalah karena telah memilih untuk menyembuhkan diri, pun tiada salahnya untuk menghargai dan menikmati hidup yang cuma sekali ini. Melihatmu dalam keadaan yang baik saja sudah membuatku bersyukur beribu kali. Terima kasih ya, karena kamu, tiap hal sederhana menjadi sangat berharga. Terima kasih telah melibatkan kami dalam proses sembuhmu. Terima kasih karena telah sembuh bersamaku. Terima kasih karena telah memutuskan untuk kembali bersama kami. Kamu hebat sudah bertahan hingga sejauh ini. Aku yakin kamu telah banyak menemukan hal baru di usia 23 tahun ini, dan aku bangga padamu untuk itu. Selamat menyambut usia barumu. Kumohon, teruslah hidup dengan sehat dan bahagia ya!